Build Friends Relation
Aku terlahir dan besar di sebuah kota kecil di pinggir pantai. Kota yang unik, karena hampir seluruh penduduknya adalah perantau. Mereka datang dari berbagai daerah dengan latar belakang suku dan budaya yang beragam.
Tahun 2012 adalah titik di mana aku meninggalkan kota ini. Aku melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah, dan di sanalah perjalanan nomaden itu dimulai.
- Tiap tahun pindah wilayah baru
- Belajar beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda
- Melatih survival skill sebagai mahasiswa perantau
Lulus kuliah, harapannya sederhana: bisa langsung bekerja di ibukota. Tapi hidup, seperti biasa, penuh kejutan.
Bayangkan, dari 2012 hingga 2020, selama 8 tahun hidupku lebih banyak di luar kota kelahiran.
Konsekuensinya? Lingkaran pertemanan lama perlahan mengecil.
Teman-teman semasa sekolah hanya bisa ditemui setahun sekali, saat cuti pulang kampung. Chat makin jarang, silaturahmi makin renggang. Dan tanpa sadar, aku kehilangan banyak momen kebersamaan.
👉 Aku yakin banyak dari kamu yang juga merantau pasti pernah ngalamin ini : circle lama perlahan mengecil karena jarak dan waktu. Bener nggak?
- Aku mulai membangun circle pertemanan dari nol lagi
- Relasi di dunia kerja bertambah
- Relasi di luar kerja juga muncul, lewat hobi baru, komunitas baru, dan teman-teman baru
💬 Nah, aku mau tanya ke kamu :
- Apakah kamu juga pernah merasakan harus membangun circle pertemanan dari nol lagi setelah pindah tempat tinggal?
- Menurut kamu, apa cara paling efektif buat membaur dengan lingkungan baru?
Ceritain pengalamanmu di kolom komentar ya! Siapa tahu bisa jadi inspirasi buat pembaca lain 🙌
0 komentar