Build Friends Relation

Aku terlahir dan besar di sebuah kota kecil di pinggir pantai. Kota yang unik, karena hampir seluruh penduduknya adalah perantau. Mereka datang dari berbagai daerah dengan latar belakang suku dan budaya yang beragam.

Tapi justru di situlah keindahannya.
Meski banyak yang bukan asli kelahiran sini, semua orang berusaha menyesuaikan diri dengan adat setempat. Lama-lama mereka membaur, beranak-pinak, hingga kota ini jadi seperti mosaik: warna-warni, tapi menyatu indah.

Tahun 2012 adalah titik di mana aku meninggalkan kota ini. Aku melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah, dan di sanalah perjalanan nomaden itu dimulai.

  • Tiap tahun pindah wilayah baru
  • Belajar beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda
  • Melatih survival skill sebagai mahasiswa perantau

Lulus kuliah, harapannya sederhana: bisa langsung bekerja di ibukota. Tapi hidup, seperti biasa, penuh kejutan.

Aku sempat merasakan magang di Jakarta selama setengah tahun, sebelum akhirnya mendapat penugasan baru ke tempat yang bahkan tidak pernah aku bayangkan sebelumnya : NTT.
Dan di sana, aku habiskan tiga tahun penuh.

Bayangkan, dari 2012 hingga 2020, selama 8 tahun hidupku lebih banyak di luar kota kelahiran.

Konsekuensinya? Lingkaran pertemanan lama perlahan mengecil.

Teman-teman semasa sekolah hanya bisa ditemui setahun sekali, saat cuti pulang kampung. Chat makin jarang, silaturahmi makin renggang. Dan tanpa sadar, aku kehilangan banyak momen kebersamaan.

👉 Aku yakin banyak dari kamu yang juga merantau pasti pernah ngalamin ini : circle lama perlahan mengecil karena jarak dan waktu. Bener nggak?

Hingga akhirnya, aku kembali ke kota ini. Kota pinggir pantai yang dulu aku tinggalkan, tapi kini terasa makin ramah untuk menetap.
Bukan karena tanah kelahiran semata, tapi karena lingkungannya kondusif, tenang, dan pas untuk membangun hidup.

Dan di sinilah perjalanan baru dimulai.
  • Aku mulai membangun circle pertemanan dari nol lagi
  • Relasi di dunia kerja bertambah
  • Relasi di luar kerja juga muncul, lewat hobi baru, komunitas baru, dan teman-teman baru

Ternyata, ada keseruan tersendiri ketika kita “mulai lagi”.
Ada perasaan seperti membuka lembaran baru, tapi kali ini dengan pengalaman hidup yang lebih matang.

Dari semua perjalanan ini, aku belajar satu hal: pertemanan itu bukan hanya tentang seberapa lama kita kenal, tapi seberapa tulus kita menjaga hubungan.
Kadang circle lama mengecil, tapi circle baru bisa tumbuh. Dan itu nggak apa-apa. Hidup memang bergerak, dan pertemanan pun ikut berkembang.


💬 Nah, aku mau tanya ke kamu :

  • Apakah kamu juga pernah merasakan harus membangun circle pertemanan dari nol lagi setelah pindah tempat tinggal?
  • Menurut kamu, apa cara paling efektif buat membaur dengan lingkungan baru?

Ceritain pengalamanmu di kolom komentar ya! Siapa tahu bisa jadi inspirasi buat pembaca lain 🙌


0 komentar